Selamat Datang di web unit kegiatan siswa Jurnalistik Sekolah "Demofat-News" SMP Negeri 4 Kota Cirebon. Media publikasi Jurnalistik Sekolah ini berupa Mading, Facebook (Kabar SMP 4 Cirebon) dan Blog (demofat-news.blogspot)

06 April, 2009

TETAP TEGAR WALAU ISTRI SAKIT

Kemenangan tim SMP Negeri 4 Kota Cirebon sebagai juara umum panca lomba PAI di Masjid At Taqwa belum lama ini tidak lepas dari peran Ustadz Arif Syarifuddin, S.Ag. Melalui tangannya, sekolah ini bisa eksis dalam kegiatan keislamannya sehingga berulang kali berhasil meraih juara dalam berbagai lomba keislaman. Maka wajar jika sekolah ini menjadi sekolah standar nasional berbasis keagamaan. Kemenangan ini merupakan kado manis bagi ustadz Arif yang sebentar lagi pada Oktober tahun ini harus mengakhir masa kerjanya di SMP Negeri 4 Cirebon.

"Saya bangga dengan siswa didik sekolah ini yang berhasil mempertahankan citra sekolah sebagai berbasis keagamaan," tutur Ustadz Arif kepada Demofat-News. Pihaknya mengakui bahwa prestasi anak didiknya tidak hanya diraih dalam lomba PAI tingkat kota Cirebon saja. Sebelumnya sudah banyak mengukir prestasi sehingga panitia penyelenggara pun hampir-hampir tidak mau -mengadakan lagi lomba yang sama karena yang juara umum lagi-lagi SMPN 4 Cirebon.

Potensi anak didik sekolah ini berkembang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Secara perlahan tapi pasti, ustadz Arif dengan sabar membimbing anak didiknya mempelajari ilmu agama Islam. Tidak hanya di dalam ruangan, tetapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tidak hanya teori, namun yang lebih penting adalah praktek keteladanan terhadap anak didik. "Agama itu perlu pengamalan, maka perlu keteladanan dari gurunya dalam kehidupan sehari-hari, minimal di sekolah," ujar guru yang pernah jadi kuli bangunan ini berbagi tips bisa berhasil mendidik siswanya.

Soal perjuangan memang guru PAI yang memiliki percetakan ini tidak ada lawannya di sekolah. Bayangkan SMP 4 yang sebelum tahun 1998 warga sekolahnya rata-rata "telanjang" kepala alias tidak pakai kerudung bagi ibu dan siswinya, namun sejak ustadz Arif mengajar disana situasinya berangsur berubah ke arah yang lebih baik. Kini seluruh siswi muslim wajib memakai jilbab, sedangkan ibu gurunhya satu demi satu mengikutinya.

Ustadz Arif mengakui, program islamisasi sekolahnya berkat dukungan kepala sekolah saat itu. Sekalipun upaya penentangan tetap datang dari beberapa pihak yang belum mengerti. "Pada saat kepala sekolahnya Pa Hasanudin, anak yang pakai jilbab tidak semuanya. Tapi saat Pa Sueb almarhum, seluruh siswa puteri diwajibkan mengenakan seragam muslimah saat sekolah. Alhamdulillah kebijakan itu terus berjalan hingga sekarang," kenang pria kelahiran Ciamis ini.

Sejak program islamisasi mulai masuk di SMP 4 banyak program keagamaan yang diterapkan. Program itu seperti baca Qur'an sebelum dan sesudah belajar, baca Surat Yasin massal setiap jumat sebelum belajar, sholat dhuha dan dhuhur/jumatan di sekolah. Selain itu digalakan berbagai kegiatan pengembangan diri kerohanian seperti nasyid/rebana, kajian keislaman, olahraga dan lainnya.

Kini mengakhiri masa kerjanya, ustadz Arif masih tetap tegar menjalani rutinitas kewajibannya sebagai guru agama. Saking tegarnya dia tetap masuk mengajar sekalipun istrinya tengah dirawat di rumah sakit untuk menjalani cuci darah akibat ada gangguan pada bagian pencernaan. Karena jasanya hampir semua guru dan siswa silih berganti berdatangan untuk menengok istrinya yang berbaring sudah dua minggu lebih di ruang 4 kelas 2 Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon. Semoga istrinya lekas sembuh yah pa...amien... (*)