Walau masih pagi dini hari, siswa tour sudah tidak tahan untuk membeli oleh-oleh. Padahal perjalanan tour ke lokasi wisata belum juga dimulai. Peristiwa ini terjadi ketika seluruh rombongan transit sementara di kediaman mantan kuwu Bapak Sarwoto di Magelang dini hari. Di rumah ini rombongan melakukan kegiatan MCK, sholat shubuh dan sarapan pagi sebelum menuju lokasi Candi Borobudur, yang tempatnya tidak jauh dari rumah singgah.
Sejak singgahnya bus tour SMP Negeri 4 Cirebon pukul 03.30, satu demi satu para pedagang asongan berdatangan. Mereka ada yang datang dengan membawa motor, grobak, sepeda hingga jalan kaki. Para pedagang itu menjajakan barang-barang souvenir, seperti aksesoris, kaos, topi, makanan hingga pekakas tajam seperti samurai dan lainnya.
Hebatnya, pedagang asongan itu berhasil menyakinkan para siswa untuk membeli dagangannya. Ahhasil banyak dari siswa tour sudah membeli oleh-oleh yang dijajakan pedagang, padahal waktu perjalanan tour ke lokasi belum dimulai. “Ya udah, setelah dari sini kita langsung pulang ke Cirebon lagi aja, kan udah dapat oleh-olehnya,” seloroh peserta tour dengan nada ngejek kepada teman-teman lainnya yang tidak bisa tahan nafsu borong oleh-oleh.
Tidak hanya di rumah transit siswa borong oleh-oleh. Di lokasi wisata Candi Borobudur mereka pun rame-rame borong cinderamata, misalnya kaos, baju, aksesoris, makanan hingga cat “tato” tubuh non permanen. Rasa capek yang melanda mereka tidak terasa padahal sudah naik turun candi budha yang termasuk tujuh keajaiban dunia.
Aksi borong oleh-oleh pun dilakukan saat baru saja memasuki wilayah Yogyakarta. Di lokasi ini peserta singgah di toko oleh-oleh Bakpia Pathuk di kawasan Adisucipto Sleman. Peserta banyak membeli oleh-oleh khas seperti bakpia, getuk, wingko dan sebagainya. Kendati harganya lumayan mahal, tapi toh kantong belanja mereka penuh sasak diisi makanan.
Belum puas membeli oleh-oleh di dua tempat, rombongan melakukan aksi borong lagi di kawasan Malioboro. Kawasan ini memang biasa menjadi tempat tujuan wisata belanja setiap turis yang berkunjung ke Yogyakarta. Di lokasi ini banyak dijajakan banyak barang dan makanan, sepeti bantik, kaos dagadu, gudeg dan sebagainya. Semuanya ada dan semuanya bisa dibeli asalkan uangnya banyak.
Kembali ke Hotel penginapan Musafira, siswa lagi-lagi digoda untuk membeli oleh-oleh. Malam yang kian larut tidak membuat para pedagang patah semangat untuk mengais rejeki dari tamu-tamu luar yang datang ke Yogyakarta, termasuk siswa SMP Negeri 4 Cirebon. Sejak pukul sepuluh malam hingga pagi harinya sebelum cek out dari hotel, pedagang terus menjajakan barang. Beberapa siswa bahkan panitia memang masih terlihat berminat membelinya. “Ini beli oleh-oleh tambahan, karena semalem gak sempet,” tutur Pa Deny, yang tengah sibuk menawar baju dan koas di halanam hotel.
Bagaimana ketika di Owabong? Saat berkunjung ke Waterpark Owabong Purbalingga, rombongan memang tidak terlihat membeli souvenir khas obyek wisata tersebut. Mungkin uang mereka sudah kehabisan, atau waktunya habis untuk mandi-mandian bermain air. Kayaknya jawaban yang kedua yang tepat, buktinya ketika transit di daerah Sokaraja Purwokerto, rombongan beli lagi oleh-oleh khas kota mendoan itu seperti kripik mendo, getuk, nopia dan sebagainya. Yah, sudahlah, namanya juga piknik, pasti buang uang banyak.. Yang penting senang dan jangan ngeluh uang habis, jangan ngeluh capek. (*)
08 Juni, 2009
MASIH PAGI, SISWA BORONG OLEH-OLEH
di
07.27