Selama tiga hari ke depan, ratusan siswa baru di Kota Cirebon akan menjalani masa orientasi. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilaksanakan berbeda model, metode dan strategi. Apapun itu pemerintah mengingatkan agar pelaksanaan MPLS harus memedomani Permendikbud No. 18 Tahun 2016.
Salah satu pendekatan yang dilakukan panitia MPLS adalah mendekatkan anak-anak dengan budaya lokal. Seperti yang dilakukan panitia MPLS di SMP Negeri 4 Kota Cirebon. Siswa baru di sekolah dikenal berbasis agama itu mengenakan atribut batik Cirebon. Selain itu sarapan pagi mereka menunya kuliner Cirebon.
"Mereka itu anak-anak Cirebon. Tapi di jaman now mereka mulai jauh bahkan tak mengenal budaya Cirebon. Sebagai lembaga pendidikan, kita wajib mendekatkan budaya lokal kita kepada mereka," tutur Panitia PPDB Dede Kuswono, M.Pd disela kesibukannya upacara pembukaan MPLS di sekolahnya.
Dijelaskan, untuk siswa putera memakai ikat kepala batik, sementara untuk siswa perempuan memakai shal. Selama tiga hari anak-anak pun diajak menikmati menu sarapan khas Cirebon. Mulai nasi lengko, jamblang dan lainnya. Makanan itu disantap bersamaan dibawah pendampingan pengurus OSIS.
Selama tiga hari, para siswa akan mendapatkan berbagai materi seputar lingkungan sekolah. Seperti mata pelajaran, guru, lingkungan sekolah, teknis belajar, dunia kesiswaan hingga materi literasi. Pagi hari pertama, MPLS dibuka oleh wakasek Kurikulum Didin Sudarna, S.Pd.
Secara simbolis, Wakasek Kurikulum menyematkan batik ikat kepala dan shal kepada perwakilan siswa baru dan pemukulan gong. Kemudian disusul secara serentak oleh siswa baru lainnya. Upacara pembukaan diikuti oleh seluruh guru dan TU serta siswa siswi kelas VIII dan IX. (PaDE)