Menata dan memperbaiki sekolah tak perlu waktu bertahun-tahun. Hj Sumiyati, S.Pd., M.Si, misalnya, untuk kembali menata dan memperbaiki sekolahnya tahap awal cukup butuh waktu enam bulan. Sejak menjadi kepala SMP Negeri 4 Kota Cirebon enam bulan lalu, berbagai upaya dilakukan. Baik perbaikan sarana maupun membangun budaya sekolah.
"Alhamdulillah sudah enam bulan saya disini kita bareng-bareng menata dan memperbaiki sekolah. Tak hanya masalah sarana tetapi juga manusianya," ujar Hj Sumiyati di depan guru-guru dan staf TU dalam brifing perdana usai liburan panjang di ruang guru, Senin (16/7).
Dengan dukungan Dinas Pendidikan, komite sekolah dan warga sekolah, pihaknya satu persatu memberesi sarana yang rusak. Mulai dari ruangan kelas, mabeler, atap gedung hingga toilet siswa. Ke depan pihaknya akan menata budaya kerja guru-guru dan TU. Upaya ini sebagai bentuk tanggung jawab profesional atas kesejahteraan yang diterima guru-guru.
"Tahun pelajaran baru harus ada perubahan-perubahan. Perubahan itu harus terus dievaluasi. Mestinya setiap tahun setiap minggu harus dievaluasi. Alhamdulillah dalam waktu 6 bulan wc diberesi, kantin, gedunh depan, lubang-lubang teras di kramik, ruang kelas dan lain-lain dipercepat diperbaiki," tutur srikandi asli Cirebon ini bahwa lingkungan sekolahnya sudah dilengkapi kamera CCTV.
"Kita semua terikat kontrak kerja dengan negara dari Senin hingga Sabtu. Jadi jangan sembarangan masuk sekolah," tandas owner Batik Mahkota Trusmi Plered ini yang mengingatkan agar guru dan TU kerja teliti dan cermat sehingga tak merugikan siswa.
Perempuan yang akrab dipanggil ummi ini berharap peningkatan profesionalisme guru dan TU berdampak positif dengan kesejahteraanya. Ia membuat program ungggulan untuk guru setiap jenjang kelasnya. Bahkan jika memungkinkan akan diprogram kegiatan kebersamaan untuk menumbuhkan kompetensi kepribadian dan sosial. (humaSpenpat)
