Ratusan siswa kelas IX SMP Negeri 4 Kota Cirebon mendadak histeris, Kamis (17/2) kemarin. Mereka tidak bisa menahan tangis ketika harus mendengar kabar orangtuanya di rumah sudah meninggal dunia. Tangisnya semakin keras, ketika bayangan orangtuanya sudah membujur kaku ketika ditemui mereka sepulang sekolah.
Tangis sebenar mereda, namun keras kembali saat siswa mengingat kembali kematian dan dosa-dosanya terhadap kedua orangtua mereka di rumah. Mereka mencoba berdekapan dengan sesama temannya disampingnya, namun ketakutan itu tidak ujung pergi dalam pikirannya. Kejadian itu membuat para siswa menyadari kesalahannya dan bertekad akan berubah dalam hidupnya, dan lebih berbakti kepada orangtua serta lebih rajin dalam belajar hingga sukses lulus sekolah.
Tidak hanya siswa, beberapa guru sekolah ini juga tidak bisa menahan haru ketika kalbunya tersentuh dengan kata dosa dan kematian. Ketika orangtua mereka yang sudah tua rentan namun diri kita belum bisa membalas budi kebaikan orangtua.
Kondisi ruangan yang pengap dan panas tidak membuat ratusan siswa bergeser dari tempat duduknya. Mereka hayut dalam imajinasi meratapi dosa-dosanya hingga pemandu muhasabah dari Spiritual Building Team Tiga Serangkai melakukan relaksasi. Seluruh siswa diminta untuk duduk rapih berbaris dan mengendurkan seluruh urat syarafnya.
Diakhir sesi acara sesama siswa saling berpelukan dan menyalami guru-guru yang hadir disana. Lantuhan lagu hyme guru dinyanyikan secara bersama-sama oleh siswa, semuanya lelap dalam haru. Acara muhasabah tersebut merupakan bentuk upaya dalam membangkitkan motivasi dan daya tahan siswa dalam menghadapi problematika kehidupan, termasuk dalam menghadapi ujian sekolah dan ujian nasional yang sebentar lagi akan siswa kelas IX hadapi. (*)