Pasca liburan Maulid Nabi Selasa (15/2) kemarin, sejumlah siswa mengaku kebingungan jajan di kantin koperasi sekolah. Menyusul perubahan wajah kantin koperasi dalam mengatur tata letak barang dan alur pembelian. Namun demikian, mereka mengaku senang ada suasana baru di kantin koperasi sekolah, terlebih sekarang pembeli bebas mengambil barang yang dibutuhkan.
“Duh ribet nih mau bayar harus muter dulu. Keluar masuk toko sudah beda pintu. Tapi jadi suasananya beda, bikin betah,” gerutu siswa yang dicegat petugas koperasi saat keluar pintu tidak sesuai ketentuan baru jual beli di kantin koperasi tersebut, kemarin (16/2).
Pengurus Koperasi SMP Negeri 4 Kota Cirebon bidang pengembangan usaha Bapak Deny Rochman, S.Sos mengatakan, perubahan layout ruang kantin dan cara pembayaran pembeli merupakan bentuk inovasi marketing. Menurutnya, sistem pelayanan kantin koperasi sudah mengalami titik jenuh karena puluhan tahun tidak ada perubahan mekanisme.
“Sengaja kita buat kantin koperasi kita layanannya seperti minimarket. Pembeli datang, mengambil barang dan bayar sendiri di kasir. Kasir kita siagakan tiga petugas, khususnya ketika waktu istirahat. Cara ini kita lakukan untuk memberikan pelayanan prima kepada pembeli, agar tidak jenuh dengan pola yang ada,” ungkap pengurus koperasi ini, yang juga wakasek Humas.
Guru IPS ini memaklumi jika sejumlah siswa mengaku bingung dengan pola baru di kantin koperasi sekolah ini, karena masih baru sehingga mereka belum terbiasa. Namun pihaknya yakin dalam waktu sepekan keluhan siswa tidak akan dirasakan. Apalagi mereka mengusulkan dengan sistem baru ini bisa dilengkapi keranjang belanja, pendingin ruang, komputerisasi pembayaran hingga tempat penitipan barang, layaknya sebuah swalayan. (*)
“Duh ribet nih mau bayar harus muter dulu. Keluar masuk toko sudah beda pintu. Tapi jadi suasananya beda, bikin betah,” gerutu siswa yang dicegat petugas koperasi saat keluar pintu tidak sesuai ketentuan baru jual beli di kantin koperasi tersebut, kemarin (16/2).
Pengurus Koperasi SMP Negeri 4 Kota Cirebon bidang pengembangan usaha Bapak Deny Rochman, S.Sos mengatakan, perubahan layout ruang kantin dan cara pembayaran pembeli merupakan bentuk inovasi marketing. Menurutnya, sistem pelayanan kantin koperasi sudah mengalami titik jenuh karena puluhan tahun tidak ada perubahan mekanisme.
“Sengaja kita buat kantin koperasi kita layanannya seperti minimarket. Pembeli datang, mengambil barang dan bayar sendiri di kasir. Kasir kita siagakan tiga petugas, khususnya ketika waktu istirahat. Cara ini kita lakukan untuk memberikan pelayanan prima kepada pembeli, agar tidak jenuh dengan pola yang ada,” ungkap pengurus koperasi ini, yang juga wakasek Humas.
Guru IPS ini memaklumi jika sejumlah siswa mengaku bingung dengan pola baru di kantin koperasi sekolah ini, karena masih baru sehingga mereka belum terbiasa. Namun pihaknya yakin dalam waktu sepekan keluhan siswa tidak akan dirasakan. Apalagi mereka mengusulkan dengan sistem baru ini bisa dilengkapi keranjang belanja, pendingin ruang, komputerisasi pembayaran hingga tempat penitipan barang, layaknya sebuah swalayan. (*)