Ibu Kita Kartini semakin tersenyum lebar. Perjuangan emansipasi wanita yang dikumandangkannya tampaknya berhasil. Lihat saja, dalam ranking belajar pada SMP Negeri 4 Cirebon di setiap kelasnya rata-rata kebanyak dari siswa perempuan. Hanya sebagian kecil siswa laki-laki berada di tengah-tengah perempuan. Pembagian raport semester ganjil itu dilakukan oleh kepala sekolah Bapak Karnadi S.Pd M.Hum di lapangan upacara, Sabtu (26/12).
Dalam upacara pembagian raport tersebut semua siswa dikumpulkan di lapangan. Hanya beberapa siswa, yang dianggap berprestasi dari ranking satu hingga tiga di tiap kelasnya, harus berbaris memisahkan diri di depan ratusan siswa lainnya. Bapak Tugiran S.Pd sekalu Wakasek Kurikulum memanggil siswa berprestasi satu persatu. Sementara Kepala Sekolah memberikan sambutannya disaksikan guru-guru dan tata usaha.
Dari tiga besar di tiap kelas, dipilih kembali tiga besar kelas paralel masing-masing kelas tujuh, delapan dan kelas sembilan. Kepala Sekolah dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada para siswa berprestasi semester ganjil. Pihaknya berharap ke depan, siswa laki-laki akan tampil lebih banyak.
DAFTAR SISWA RANKING
KLAS VII.A
1. Ade Dwi Andayani
2. M. Dewantoro
3. Indah Ayu Putri
KLAS VII.B
1.Dinda Miftah Amalia
2.Ni’mal Fata
3.Gina Andini
KLAS VII.C
1.Elys Herlinah
2.Fatimah Fuzzahroh
3.Laudza Tsabitul AS
KLAS VII.D
1.Prilia Widiyana
2.Haikal Burhani
3.Retno Sofhiana
KLAS VII.E
1.Anni Matusholiha
2.Febby N
3.Chyntia
KLAS VII.F
1.Indah Permatasari
2.Nurfadillah
3.Lisma Yuniar
KLAS VII.G
1.Laudza Adi Nugraha
2.Safira Samir Martak
3.Rizky Yuldi Fachreza
KLAS VII.H
1.Rina Rukaenah
2.Ibnu Katsir
3.Riezha Lorita
KELAS VII.i
1.Dihah Putri Solehah
2.Norma Andina
3.Devi Arum Sari
KELAS VIII.A
1.Ghina Sucilia Mediani
2.Nurul Khotimah F
3.Santika Indriyani
KELAS VIII.B
1.Lintang Azizah
2.Rizal Hidayat
3.M. Sayid Kutub
KELAS VIII.C
1.Bunga Maulida Wali
2.Triana
3.Delta Woro
KELAS VIII.D
1.Elfira Damayanti
2.M. Tholut
3.Tiara Ekasanti
KELAS VIII.E
1.Putri Oktavia
2.Septiya
3.Nur Afra
KELAS VIII.F
1.Ahmad Danani
2.Chintiya Lemar
3.Maryati
KELAS VIII.G
1.Nurdiansyah
2.Siti Nurlutfiyah
3.Sherly Indriani
KELAS VIII.H
1.Indah Putri
2.Diah Ayu
3.Dhiny Rachmawati
KELAS VIII.I
1.Dwi Febriyani
2.Diah Ayu P
3.Yanita Rizki P
=====
KELAS IX.A
1.Grave Ave
2.Marliana Tiwi
3.Triyuli Syafhtunia
KELAS IX.B
1.Khansa Nadia
2.Muna Nabilah
3.Teguh Apriyanto
KELAS IX.C
1.Rahmi Aulia
2.Fikri Fathiyah
3.Ija Royanah
KELAS IX.D
1.M. Azhari
2.Vinni Alvenita
3.Syifa Eka
KELAS IX.E
1.Mukhtar Lutfi
2.Hariati Nur Kh
3.Hegar M. Rizki
KELAS IX.F
1.Sarah Amnestia
2.Abdullah Nurdin
3.Fitri Khoirunisa
KELAS IX.G
1.R. Anita Virginia
2.Indri Liani Sartika
3.Nidya Aryanda K
Selengkapnya...
28 Desember, 2009
PEREMPUAN DOMINASI PRESTASI KELAS
25 Desember, 2009
ORANGTUA PERTANYAKAN UJIAN NASIONAL
“Ujian nasional itu kan hasil nilai standar nasional, tapi mengapa hasilnya di kota Cirebon ini terkesan dilecehkan karena siswa harus tes lagi kalau mau masuk SMA,” tutur salah satu orangtua siswa dengan nada bertanya dalam rapat orangtua siswa kelas IX dengan pihak sekolah SMP Negeri 4 Cirebon di sekolah setempat, Kamis (24/12).
Rapat dinas tersebut mengundang seluruh orangtua siswa kelas IX. Agenda rapat adalah sosialisasi program akhir tahun sekolah, khususnya tentang pelaksanaan ujian nasional tahun 2010. Rencananya, UN akan diadakan pada 29 Maret-1 April, UN susulan 5-8 April dan UN ulangan 17-20 Mei 2010. Jumlah pelajaran yang diujikan sama seperti tahun sebelumnya dengan nilai minimal 5,50.
Perwakilan orangtua lainnya juga mempertanyakan efektifitas ujian nasional tersebut. Menurutnya, hasil UN tidak ada bedanya antara siswa yang pinter dengan siswa yang bodoh, termasuk saat mendaftar ke SMA siswa yang disekolah asalnya kurang pinter malah bisa masuk. Sebaliknya siswa yang dianggap cerdas tidak bisa masuk.
“Bagi saya, berapa pun hasil ujian nasional itu gak masalah. Yang penting bagaimana upaya kita mendidik anak untuk tidak menyontek. Katakan saja kepada mereka kalau menyontek itu adalah sama dengan korupsi,” ujar orangtua siswa dengan nada keras.
Bagaimana tanggapan pihak sekolah atas pertanyaan itu? Kepala SMP Negeri 4 Cirebon Bapak Karnadi S.Pd M.Hum menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan ujian nasional tidak ada yang salah. Yang salah adalah guru atau sekolah yang mengintervensi siswa dalam pelaksanaan UN. Maka tahun 2010 ini UN tetap dilaksanakan kendati masih dalam proses hukum atas keputusuan Makamah Konstitusi.
“Ketika saya ketemu Pa Menteri (Mendiknas M Noeh, red) di Bandung bersama Pa Kadis (Dedi Windiagiri, red), Pa Menteri bilang bahwa UN tidak ada masalah. Yang masalah itu ada guru atau sekolah yang membantu siswa dalam UN. Maka tahun ini pemerintah tetap akan melaksanakan UN,” ungkapnya didampingi ketua Komite Sekolah Bapak Jaya dan Wakasek Kurikulum Bapak Tugiran, S.Pd.
Wakasek Kurikulum Bapak Tugiran S.Pd menambahkan, adanya tes masuk ke SMA Negeri di Kota Cirebon adalah upaya pemerintah kota untuk menjaga kualitas pendidikan di kotanya. Pasalnya tidak sedikit siswa luar kota hasil nilai ujiannya fantastis. Namun demikian, nilai UN tetap diperhatikan oleh disdik dengan prosentase penilaian ditambah hasil tes dan prestasi siswa.
“Sebenarnya upaya tes SMA Negeri disini untuk mengantisipasi siswa dari luar kota. Mereka nilai UN nya sangat besar, maka perlu ada tes ulang atas kemampuan siswa tersebut. Tetapi nilai UN pun tetap diperhitungkan dalam ujian masuk ke SMA Negeri setelah ditambah hasil tes masuk dan prestasi yang diraih siswa tersebut,” tuturnya. (*) Selengkapnya...
USULKAN ADA TABUNGAN STUDY TOUR
Perwakilan orangtua siswa SMP Negeri 4 Cirebon mengusulkan agar pelaksanaan study tour sekolah dipersiapkan jauh-jauh hari. persiapakan itu khususnya menyangkut pendanaan, misalnya, melalui tabungan study tour yang dimulai pada awal semester kelas tujuh (satu). Dengan cara ini orangtua tidak teralu berat membayar dana study tour bagi anaknya.
“Study tour sebaiknya ada tabungan sejak kelas tujuh, sehingga kita tidak terlalu berat membayarnya. Selain itu, diharapkan study tour jangan diwajibkan tetap silahkan bagi mereka yang mau saja untuk ikutnya. Jadi nggak membebani anak dan orangtua,” usul orangtua siswa kepada sekolah dalam rapat dinas dengan orangtua siswa kelas IX, Kamis (24/12).
Sesuai rencana, pihak sekolah melalui kegiatan OSIS akan melaksanakan study tour pada 3-4 Mei 2010. Tujuannya adalah obyek wisata yang ada di sekitar Jakarta dan Bogor. Pendaftaran study tour dibuka mulai awal masuk semester dua, 16 Januari hingga 15 Februari. Selanjutnya akan ada angsuran dana tour hingga 24 April 2010.
Sementara itu, Kepala Sekolah Bapak Karnadi S.Pd M.Hum menjelaskan, bahwa kegiatan study tour merupakan program pilihan. Namun demikian, program tersebut diadakan untuk menyeimbangkan kecerdasan otak kanan dan kiri siswa. Pasalnya, manusia yang sukses adalah manusia yang bisa menyeimbangkan kemampuan otak kanan dan otak kiri.
“Jika UN melatih kemampuan otak kiri, maka study tour diharapkan untuk melatih otak kanan, seperti halnya acara perpisahan sekolah nanti. Tapi jika ada orangtua yang mengusulkan tetang study tour, kami persilahkan sebagai bahan kajian kita nanti,” jawabnya di depan para orangtua siswa. (*)
Selengkapnya...
23 Desember, 2009
KELAS IX.A RAIH JUARA UMUM
Siswa kelas IX.A SMP Negeri 4 Cirebon dinobatkan sebagai juara umum dalam lomba Gebyar Muharram tahun baru Islam yang diadakan pada Jumat 18 Desember lalu. Kelas ini berhasil menjuarai hampir di setiap lomba seperti hifzil Quran, MTQ, sirah nabawiyah, hafalan surat Yasin dan teen dai (pildacil). Atas prestasinya kelas ini berhak menerima piala bergilir Bapak Arif Syarifuddin, S.Ag.
Selain berbagai lomba di atas, lomba lainnya adalah cerdas cermat al Quran, sahril Quran dan kaligrafi. Pembagian hadiah dilangsungkan di Masjid sekolah setempat dihadiri seluruh peserta lomba Gebyar Muharram, kemarin (22/12). Hadir juga dari pihak guru adalah Pa Arif, Ibu Ade Rolinah, Ibu Ayi Nining, Pa Aman dan Pa Deny (humas sekolah).
Dalam sambutannya, Pa Arif berharap bahwa lomba gebyar muharram tersebut bisa melahirkan siswa yang pintar dalam bidang keagamaan. “Selama ini sekolah kita selalu menang dalam berbagai lomba keagamaan. Maka melalui kegiatan ini semoga prestasi sekolah kita tetap bertahan sebagai sekolah berbasis keagamaan Islam,” harap Pa Arif, guru agama yang baru saja memasuki masa pensiunnya di depan ratusan siswa.
Dalam kesempatan itu, dari guru agama memberikan kenang-kenangan kepada Pa Arif sebagai bentuk terima kasihnya atas perjuangan beliau dalam membina siswa sehingga SMP Negeri 4 Cirebon menjadi sekolah Islami.
Sementara itu, berdasarkan hasil keputusan juri maka siswa yang mendapatkan juara lomba adalah sebagai berikut :
*Hapalan surat yassin : (1) Lailaturahmah 9.f; (2) Siti Rohmah 9.d; (3) Henda Laksna 9.a. *Cerdas cermat Al Quran : (1) kelas 9.b ; (2) kelas 7.b ; (3) kelas 8.i; *Hifzil Quran : (1) Diniyah Auliya 9.a; (2) Dinah Putri S 7.i; (3) Safira Samir 7.g; *MTQ : (1) Rizki Amalia 9.a; (2) Rifqoh A 9.f; (3) Bushra H 7.d; *Sirah nabawi : (1) Eka Purnama 9.a; (2) Hegar 9.e; (3) Wili 8.H; *Teen Dai : (1) Yuni Hanifah 9b; (2) Marliana Tiwi 9.a; (3) Prilia W 7.d; *Sahril Quran : (1) kelas 9.f; (2) kelas 7.h; (3) kelas 9.d; *kaligrafi : (1) Santi Purnamasari 9.e; (2) Indah Permatasari 7.f; (3) Suci Indah 7.c.
Selengkapnya...
IMELDA PIMPIN RAPAT PERTAMA
HARI IBU GELAR TANDING FUTSAL CEWEK
21 Desember, 2009
IMELDA GANTIKAN POSISI RAHMAWATI
Imelda, siswa kelas tujuh SMP Negeri 4 Cirebon secara resmi menggantikan posisi Rahmawati Rokhman sebagai ketua Mading Demofat-news. Imelda terpilih secara demokratis dan ketat dalam pemilihan langsung umum bebas dan rahasia oleh anggota lainnya disela pelatihan jurnalistik, Sabtu dan Minggu. Pergantian ketua mading menyusul kesibukan Rahmawati sebagai siswa kelas sembilan yang akan menghadapi ujian nasional Maret 2010.
Pemilihan ketua mading dilakukan melalui empat tahap. Tahap pertama adalah penjaring bakal calon ketua, penyampaian visi misi, tanya jawab dan terakhir pemilihan ketua. Penjaringan bakal calon setiap siswa memilih atau dipilih untuk menjadi bakal calon. Pemilihan tahan pertama ada 10 calon yang diusulkan, namun yang dipilih akhirnya hanya empat suara terbanyak.
Terjaring dalam pemilihan tahap pertama adalah Rizky Yuldi (6 suara), Ridho (6 suara), Imelda (4 suara) dan Adam (4 suara). Sementara satu suara lainnya menyebar kepada Dinah, Cynthia, Ayu, Audita, Firda dan Mega.
Empat calon ketua tersebut diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi misinya di depan anggota dan pengurus lama. Semua calon ketua bertekad ingin memajukan mading saat mereka terpilih menjadi ketua. Dalam sesi tanya jawab, pertanyaan yang sulit dijawab adalah kesediaan mereka ketika terpilih untuk tetap fokus di ekskul mading.
Pada pemilihan tahap kedua, keluar dua nama calon yakni Imelda dan Rizky. Namun karena suaranya draw 12 lawan 12 maka dilakukan pemilihan tahap ketiga. Pada tahap terakhir keluar peraih suara terbanyak adalah Imelda. (*)
Selengkapnya...
ANGGOTA MADING RESMI DIKUKUHKAN
Calon anggota Majalah Dinding Demofat-News mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik dasar selama dua hari, Sabtu dan Minggu (19-20/12). Pelatihan sebagai bentuk pengukuhan anggota baru tersebut diikuti sekitar 30 siswa. Mereka menerima materi pelatihan seperti menulis berita, wawancara, teknik memotret dan pemanfaatan media internet seperti blog, facebook dan email.
Nara sumber yang memberikan materi adalah pembian mading Bapak Deny Rochman, guru Bahasa Indonesia Ibu Ipah Latifah, S.Pd dan pengurus mading lainnya. Sayangnya, pada saat pelaksanaan Ibu Ipah mendadak berhalangan hadir, sehingga materi digabungkan dengan teknik menulis berita yang disampaikan Bapak Deny Rochman, mantan wartawan Radar Cirebon.
Pelatihan selama dua hari tersebut berjalan cukup serius tapi santai. Para peserta terlihat fres selama mengikuti kegiatan karena mereka kerap diberikan materi games sebelum materi pokok dimulai. Bahkan, siswa terus berpose ketika panitia sering memotret setiap pergantian materi pelatihan.
Selengkapnya...
TIGA EKSKUL KEMAH BERSAMA
Semula, kegiatan kemah pengukuhan anggota ekskul tersebut direncanakan akan diikuti seluruh ekskul yang ada di sekolah tersebut sebanyak 12 ekskul. Sayangnya, padatnya kegiatan sekolah membuat rencana baru tersebut batal dilaksanakan karena berbagai faktor. Hanya tiga ekskul yang berinisiatif menggelar kegiatan bersama, maka kemah pengukuhan hanya dilakukan di sekolah.
Pembukaan kemah bersama dimulai pukul 14.00 di lapangan sekolah. acara dilanjutkan di masing-masing ekskul. Untuk ekskul jurnalistik mading, calon anggota sebanyak 30 siswa mengikuti pelatihan jurnalistik dasar. Pelatihan itu merupakan bentuk pengukuhan terhadap anggota baru.
“Untuk menjadi anggota mading, siswa harus menguasai materi jurnalistik, maka mereka wajib mengikuti acara ini. Setelah selesai acara, seluruh peserta dikukuhkan menjadi anggota mading,” tutur Bapak Deny Rochman, S.Sos, guru pembina Mading yang menambahkan bahwa peserta pelatihan 99 persen dari siswa kelas tujuh.
Acara yang digelar dua hari satu malam tersebut, berjalan di masing-masing ekskul. Hanya beberapa materi, seperti senam, sholat, pembukaan dan penutupan dilaksanakan bersama. Untuk PMR dan Pramuka, diakhir kegiatan ditutup dengan kegiatan wide game di daerah pesawahan tidak jauh dari sekolah. sementara untuk jurnalistik, calon anggota ditugasi untuk meliput berita dan foto kegiatan ekskul Pramuka dan PMR. (*)
PEMILU OSIS, ULIL TERPILIH KETUA
OSIS SMP Negeri 4 Cirebon menggelar pemilihan umum calon ketua OSIS periode 2009-2010. Pemilu tersebut dilangsungkan pada Sabtu 19 Desember 2009 mulai pukul 08.00-12.00 di halaman sekolah setempat. Tiga calon ketua yang bersaing, keluar sebagai ketua OSIS yang terpilih adalah Nurul alias Ulil, disusul Andita dan Miftah.
Sejak pagi siswa sudah antre untuk melakukan pencontrengan gambar calon ketua OSIS dibilik suara. Pemilu yang diadakan dibawah tenda permanen tersebut disaksikan oleh beberapa guru, termasuk pembina OSIS. Hasil perhitungan suara, Nurul alias Ulil terpilih menjadi ketua OSIS periode 2009-2010.
Ulil menang setelah bersaing ketat dengan Andita. Namun diakhir perhitungan, Ulil meraih 348 suara, sementara Andita 336 suara dan Miftah 160 suara. Kartu tidak sah sebanyak 50 suara. (*)
Selengkapnya...
LOMBA MERIAHKAN TAHUN BARU ISLAM
Acara yang dikemas dalam Gebyar Muharram tersebut menampilkan lomba cerdas cermas Al Qur’an, MTQ, siroh nabawiyah, sahril dan hifzil Quran, kaligrafi serta pildacil. Panitia dan juri lomba adalah dewan guru sekolah setempat, dengan ketua yang panitia Bapak Arif Syarifuddin, S.Ag. (*)
16 Desember, 2009
PA ARIF : “BERPISAH, KAKI SAYA LEMES”
“Biasanya saya berdiri disini sebagai pembina upacara, namun sekarang mendadak kaki saya jadi lemes. Karena sambutan sebelumnya, saya akan berpisah dengan keluarga besar SMP Negeri 4 Cirebon. Saya tegaskan tidak ada perpisahan antara kita. Kalian dan bapak tetap satu ikatan dalam ukuwah Islamiyah,” tutur Pa Arif disambut riuh tepuk tangan ratusan siswa.
Dalam kesempatan itu, Pa Arif berharap ke depan sekolah ini tetap terus berprestasi dalam segala bidang, khususnya keagamaannya. Sehingga sekolah ini akan menjadi sekolah percontohan oleh sekolah lainnya di Kota Cirebon. “Semoga sekolah ini tetap eksis berprestasi di semua bidang, baik olahraga, akademik maupun keagamaannya. Mudah-mudahan bapak ibu guru lainnya bisa melanjutkan idenitas sekolah ini sebagai sekolah berbasis agama,” harap Pa Arif.
Diakhir sambutannya, Pa Arif menyampaikan permohonan maafnya jika selama 12 tahun mengajar di sekolah jalan pemuda nomor 16 tersebut banyak salah. “Sebagai manusia biasa, saya juga tidak luput salah, maka mohon dimaafkan. Jika ada yang benar itu datangnya dari Allah Swt,” ungkapnya sambil mengutip pribahasa jika harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan manusia mati meninggalkan amal sholeh. (*) Selengkapnya...
TIGA GURU MENINGGALKAN SEKOLAH
Keluarga besar SMP Negeri 4 Cirebon akan kehilangan tiga orang guru sekaligus. Mereka adalah Bapak Arif Syarifuddin, S.Ag, Ibu Hastutirini dan Ibu Ati Suryati. Secara resmi ketiganya dilepas oleh kepala sekolah Bapak Karnadi S.Pd M.Hum di depan seluruh siswa dan guru serta tata usaha di lapangan upacara sekolah, Rabu (16/12).
Ketiga guru yang meninggalkan SMPN 4 tersebut, dua diantaranya memasuki masa pensiun, yakni Pak Arif dan Ibu Hastutirini. Sementara Ibu Ati Suryati pindah tugas ke sekolah lain di Kota Cirebon. Mereka mendapatkan salam perpisahan dari keluarga besar SMP Negeri 4 Cirebon pagi itu. Sayangnya, Ibu Ati Suryati berhalangan hadir.
Ratusan siswa dikumpulkan dilapangan upacara hanya untuk menyaksikan prosesi pelepasan tiga guru. Acara pertama adalah sambutan dari perwakilan siswa oleh ketua OSIS Primadi Azhari, dilanjutkan sambutan perwakilan guru oleh Pak Tugiran, S.Pd. kesan pesan dari guru yang dilepas diwakili oleh Pa Arif. Acara ditutup setelah sambutan kepala sekolah.
Pada kesempatan itu, ketiga guru tersebut mendapatkan cinderamata, baik dari Dharma Wanita, pihak sekolah dan siswa. Dengan pelepasan ini, maka mulai semester genap nanti ketiga guru tersebut sudah tidak lagi mengajar di sekolah berstandar nasional berbasis keagamaan tersebut. Selamat jalan bapak ibu guruku. Semoga baktimu menjadi amal baikmu. Amien.... (*)
Selengkapnya...
14 Desember, 2009
DUA GURU DILATIH BUDI PEKERTI
Dua guru SMP Negeri 4 Cirebon mengikuti Pelatihan Pendidikan Budi Pekerti selama tiga hari, Kamis, Jumat dan Sabtu. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Cirebon tersebut bertempat di gedung Pusdiklatpri Jalan Cipto tanggal 9-11 Desember 2009. Kedua guru tersebut adalah Ibu Ade Rolinah, S.Pd.I dan Ibu Efi Sopiah, S.Pd.I.
Dua guru SMP Negeri 4 Cirebon tersebut merupakan dari seratus peserta dari guru-guru di tingkat SMP negeri maupun swasta di Kota Cirebon. Setiap sekolah mengirimkan perwakilannya. Untuk negeri mengirimkan tiga guru, sementara swasta mengirimkan dua guru. Karena ada kesalahan, SMPN 4 hanya mengirimkan dua orang guru.
Pendidikan Budi Pekerti tingkat Kota Cirebon akan menggantikan Pendidikan Trapsila yang sudah ada sejak tahun 2006. Namun setahun terakhir ini dibekukan karena ada satu materi tentang agama yang mengalami pencabutan. Rencanannya pendidikan akhlak tersebut akan diterapkan pada semester genap kegiatan belajar di SMP Kota Cirebon.
Dalam pelatihan tersebut, diberikan materi tentang budi pekerti, baik konsep maupun implementasi di kelas. Menurut salah satu nara sumber, bapak Deny Rochman S,Sos, model Pendidikan Budi Pekerti di kota Cirebon akan dikembangkan dengan model terpadu gabungan yakni pengajaran mandiri dan terintegrasi. Hal ini untuk menutupi kekurangan dua model tersebut.
“Kebijakan pusat dan propinsi Budi Pekerti diajarkan secara terintegrasi dengan pelajaran yang lain. Namun model itu memiliki kelemahan karena tidak semua guru memiliki kemampuan yang berbeda dalam mentrasfer nilai-nilai budi pekerti ke anak. Selain itu, implementasi budi pekerti perlu pengajaran nilai-nilai secara teoritis sehingga perlu jam khusus. Dengan pola gabungan ini kiranya kelemahan dua model itu bisa saling menutupi,” tutur Pak Deny, yang juga guru SMP Negeri 4 Cirebon ini yang masuk dalam tim pengembang Budi Pekerti Kota Cirebon. (*)
Selengkapnya...
07 Desember, 2009
BUDI PEKERTI GANTIKAN TRAPSILA
Dinas Pendidikan Kota Cirebon tengah mempersiapkan kurikulum Pendidikan Budi Pekerti pengganti Pendidikan Trapsila. Rencanannya kurikulum baru tersebut mulai diberlakukan di sekolah-sekolah SMP di Kota Cirebon pada semester genap awal tahun 2010. Budi Pekerti merupakan kurikulum pendidikan nilai dari Dinas Pendidikan Jawa Barat.
“Kita ingin Pendidikan Budi Pekerti menjadi pelajaran yang mudah dan aplikatif bisa diajarkan oleh guru siapa saja dan dapat dipahami oleh semua siswa. Kita ingin hasil pendidikan Budi Pekerti menjadi kurikulum yang fenomenal yang bisa membawa perubahan bagi perilaku siswa yang lebih baik lagi,” tutur Bapak Anwar Sanusi, S.Pd.,M.Si Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cirebon di depan peserta Lokakarya Budi Pekerti, Kamis (3/12).
Peserta lokakarya di Prima Resort Kuningan 3-5 Desember 2009 itu sebanyak 35 orang dari unsur guru, pengawas, kepala sekolah dan Dewan Pendidikan. Sebagai pembicara dari tim widyaswara Jawa Barat Bapak Drs. H. Mastur Burhanudin, M.Pd dan Bapak Drs Aep Saefullah M.Pd.
Menurut Bapak Mastur, pengembangan Budi Pekerti di tingkat Jawa Barat baru mulai dilaksanakan pada tahun 2009. Walaupun sebelumnya sudah ada pendidikan iman dan takwa (imtaq). Pihaknya bersyukur bisa hadir dalam lokakarya di Cirebon, karena sudah pernah menerapkan pendidikan budi pekerti dengan nama Trapsila. Ditambahkannya, di Jawa Barat pengajaran Budi Pekerti kepada siswa akan dilakukan secara terintegrasi dengan pelajaran lain .
“Terintegrasinya Budi Pekerti dengan pelajaran lain (tanpa jam khusus, red) dengan anggapan bahwa pengajaran nilai akhlak mulia merupakan tanggung jawab semua guru sebagai pendidik. Namun demikian, jika di Cirebon hendak mengajarkan pelajaran ini secara terpisah dengan jam khusus dipersilahkan. Ke depan akan menjadi bahan perbandingan proses dan hasilnya dengan kami,” tuturnya.
Bapak Aep menjelaskan, ada sejumlah alasan mengapa pendidikan Budi Pekerti terintegrasi. Pertama, semua mata pelajaran bermuatan budi pekerti, baik itu pelajaran eksak maupun pelajaran sosial. Alasan kedua, pengajaran Budi Pekerti agar tidak menambah beban kurikulum. Ketiga, memberdayakan potensi sekolah yang sudah ada.
“Dalam implementasinya, nilai-nilai Budi Pekerti diajarkan dalam bentuk pembiasaan seperti kedisiplinan memalui kegiatan upacara, taat kepada Tuhan melalui sholat berjamaah di sekolah, toleransi dengan diskusi kelompok dan sebagainya,” ungkapnya bahwa untuk penerapanna diperlukan kerjasama antara sekolah dan orangtua siswa.
Sementara itu, salah satu peserta dari SMP Negeri 4 Cirebon Deny Rochman, S.Sos berpendapat lain. Menurut anggota tim pengembang Budi Pekerti Kota Cirebon ini, pengajaran Budi Pekerti lebih baik disampaikan secara terpisah pada jam khusus, dengan tetap membiasakan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Pasalnya dalam proses pendidikan nilai siswa harus tahu aturannya, merasakan lalu menerapkan.
“Kalau kita menerapkan sesuatu harus tahu ilmunya secara normatif (knowing), lalu dirasakan (feeling) kemudian dilaksanakan (action). Jika terintegrasi, bagaimana anak tahu secara normatif aturannya bahwa ini benar dan ini salah? Apalagi faktanya tidak semua guru memiliki kemampuan dan kesadaran yang sama dalam menegakkan nilai budi pekerti ke siswa,” ungkapnya dengan mengusulkan konsep baru perpaduan dua model pengajaran Budi Pekerti. (*)
Selengkapnya...
KARTU OSIS SEBAGAI KARTU UJIAN
Siswa SMP Negeri 4 Cirebon mulai Senin 7 Desember 2009 mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Ujian tersebut berlangsung selama sepekan hingga Sabtu depan. Hari pertama pelajaran yang diujikan adalah agama dan IPA. Menariknya, sebagai bukti keikutsertaan siswa dalam UAS tahun ini dengan menunjukkan kartu OSIS.
Kepala SMP Negeri 4 Cirebon Bapak Karnadi, S.Pd M.Hum mengatakan, pelaksanaan UAS merupakan kegiatan rutin sekolah sebagai bentuk evaluasi proses kegiatan belajar siswa selama satu semester ganjil. Menyangkut penggunaan kartu OSIS sebagai kartu ujian, pihaknya mengakui bahwa hal itu pertama dilakukannya sebagai media pendidikan nilai kewarganegaraan.
“Ujian semester kali ini memang menggunakan kartu OSIS sebagai kartu ujian. Kita ingin menanamkan nilai kewarganegaraan bahwa kartu OSIS merupakan kartu identitas pelajar yang punya fungsi penting. Selama ini siswa punya kartu pelajar namun tidak merasakan asas manfaatnya,” tutur kepala sekolah yang akrab dipanggil Iding ini kepada demofat-news. Selain itu, kartu OSIS bentuk penghematan biaya kertas kartu ujian. (*)
Selengkapnya...