“Saya perintahkan kepada bendahara sekolah agar anak didik kita yang berprestasi diberikan dana transport. Bagi guru pembinanya juga akan diberikan dana yang besarnya tiga kali dari kesra wali kelas,” ujar kepala sekolah di depan ratusan siswa usai upacara bendera hari Senin kemarin 30 Maret 2009.
Pagi itu riuh tepuk tangan ratusan siswa SMP Negeri 4 Cirebon tidak pernah henti. Ketika guru pembina PAI Bapak Arif Syarifuddin S.Ag mengumumkan hasil lomba di depan peserta upacara. Disusul kemudian pengumuman lomba PMR di tingkat kota.
“Semula sekolah kita diprediksi bakal kalah dalam lomba PMR. Tapi ternyata Sabtu kemarin (29/3), kita masih dapat juara dua untuk lomba tandu dan juara harapan satu untuk lomba pertolongan pertama. Jadi berita bahwa PMR gagal juara diralat,” tutur Ibu Iis Nurdaesih, S.Pd, guru pembina PMR. Siswa yang juara lomba tandu adalah Arin dan Dine (7.a), sedangkan pemenang lomba pertolongan pertama Mila, Gina dan Tiara (7.a).
Untuk uang hadiah, ternyata tidak hanya sekolah yang memberikan kepada siswa berprestasi. Khususnya siswa panca lomba sebelumya sudah dijanjikan akan diberikan dana stimulan sebesar Rp100 ribu bagi yang juara umum. “Yah, insya Allah saya tetap akan memberikan dana itu kepada siswa yang juara. Hanya besarnya tidak sesuai dengan rencana karena ternyata mereka dapat uang hadiah dari panitia dan sekolah juga memberi. Tapi khusus yang tidak juara saya akan berikan 100 ribu,” ujarnya.
Sementara itu guru Pembina PAI Bapak Arif Syarifuddin S.Ag mengaku bangga dengan prestasi anak didiknya. “Ini adalah kado istimewa buat saya yang sebentar lagi akan pensiun,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca. Pak Arif mengatakan dengan prestasi anak didiknya tersebut sekolahnya berhasil mempertahankan gelar sebagai sekolah standar nasional berbasis keagamaan.
Menurutnya, prestasi juara umum dalam lomba PAI tingkat Kota Cirebon akhir pekan lalu yang diraih SMP Negeri 4 Cirebon menambah daftar panjang prestasi sekolahnya. Sebelumnya dalam berbagai even lomba keagamaan sekolah yang berdiri pada 2 September 1978 ini. “Tiap ada lomba Agama Islam kami selalu juara sehingga panitia sempet tidak menyelenggarakan lomba serupa pada tahun berikutnya. Nah sekarang ada lagi, alhamdulillah kita juara lagi.” (*)